Social Icons

MEMBACALAH...SEBELUM MEMBACA ITU DILARANG

Jumat, 02 September 2016

Cara Menyederhanakan Pecahan dan Mengubah Pecahan

Dalam kesempatan ini akan kami berikan materi tentang bilangan pecahan. Khususnya dalam hal menyederhanakan pecahan dan mengubah pecahan ke bentuk lain. Nah, menyederhanakan pecahan merupakan dasar untuk mempelajari tingkatan berikutnya. Jika kamu sudah mempelajari cara menyederhanakan pecahan, selanjutnya kamu akan mempelajari cara mengubah berbagai bentuk pecahan.Kali ini akanberikan secara singkat bagaimana cara menyederhanakan pecahan dan mengubah pecahan ke berbagai jenis pecahan.

1. Menyederhanakan pecahan
Dalam hal ini kita akan menyederhanakan bentuk pecahan biasa atau pecahan campuran. Kita tahu bahwa pecahan ada dua, yaitu pecahan sejati (pembilang lebih kecil daripada penyebut) dan pecahan tidak sejati (pembilang lebih dari penyebut)
 


Mari menyederhanakan Pecahan.
Cara menyederhanakan pecahan adalah membagi pembilang dan penyebut dengan FPB dari kedua bilangan tersebut.
Perhatikan beberapa contoh menyederhanakan pecahan berikut.



Oke, sudah jelas?
Sekarang sederhanakan pecahan - pecahan berikut.



2. Mengubah Pecahan
Bentuk/jenis Pecahan terdiri atas pecahan biasa/campuran, pecahan desimal, dan persen. Nah,dalam kesempatan ini kita akan belajar cara mengubah bentuk pecahan. Antara lain:
a. Mengubah pecahan biasa/campuran ke bentuk desimal
b. Mengubah pecahan biasa/campuran ke bentuk persen.
c. Mengubah pecahan desimal ke bentuk pecahan biasa/campuran.
d. Mengubah pecahan desimal ke bentuk persen.
e. Mengubah bentuk persen ke desimal.
f. Mengubah bentuk persen ke pecahan biasa.

Mari kita bahas satu per satu.
a. Mengubah pecahan biasa/campuran ke bentuk desimal
Cara:
Ubahlah pecahan biasa tersebut menjadi pecahan berpenyebut 10, 100 1.000, 10.000, dst. Dari pecahan tersebut ubahlah menjadi bentuk desimal.
Contoh:
 

 

b. Mengubah pecahan biasa/campuran ke bentuk persen
Persen adalah nama lain dari perseratus ( 1/100). Jadi, jika ada bilangan 5/100 sama artinya dengan 5%.

Cara:
Ubahlah pecahan biasa tersebut menjadi pecahan berpenyebut 100. Kemudian, ubahlah menjadi bentuk persen (%).
Contoh:



c. Mengubah pecahan desimal ke bentuk pecahan biasa/campuran
Cara:
Ubahlah pecahan biasa tersebut menjadi pecahan berpenyebut 10, 100 1.000, 10.000, dst. Dari pecahan tersebut kemudian sederhanakan.
Contoh:
 

d. Mengubah pecahan desimal ke bentuk persen
Ingat lagi bahwa persen adalah pecahan berpenyebut 100.
Berikut cara mengubah bentuk pecahan desimal menjadi pacahan bentuk persen.
Cara:
Ubahlah pecahan desimal menjadi pecahan biasa (berpenyebut 10, 100, 1.000, dst). Kemudian ubahlah pecahan tersebut menjadi pecahan berpenyebut 100. Baru, kemudian dijadikan bentuk persen (%).
Contoh:


e. Mengubah persen ke pecahan desimal
Ingat lagi bahwa persen adalah pecahan berpenyebut 100.
Pecahan berpenyebut 100 lebih mudah dijadikan bentuk desimal.
Berikut cara mengubah bentuk pecahan desimal menjadi pacahan bentuk persen.
Contoh:



f. Mengubah persen ke pecahan biasa
Ingat lagi bahwa persen adalah pecahan berpenyebut 100.
Cara  mengubah persen ke pecahan biasa
Ubahlah bentuk persen ke pecahanberpenyebut 100. Setelah itu, sederhanakan pecahan tersebut.

Contoh:



 Demikian sedikit pembelajaran tentang cara menyederhanakan pecahan dan cara mengubah berbagai bentuk pecahan.
Semoga bermanfaat.

Cara Cepat Mengurutkan Berbagai Bilangan Pecahan

Dalam kesempatan ini akan kami berikan cara mengurutkan bilangan pecahan dari yang terkecil atau dari yang terbesar. Materi ini adalah materi yang sering keluar dalam ujian sekolah SD/MI. Nah, ternyata dari hasil survei soal tentang ini banyak yang masih ssalah dalam mengerjakan.

Ini contoh soal mengurutkan pecahan di Ujian Sekolah.


Prinsip dasar ketika kamu mengurutkan berbagai pecahan adalah kamu bisa mengubah berbagai pecahan menjadi bentuk desimal. Kenapa desimal? Karena mengurutkan pecahan dalam bentuk desimal lebih mudah.

Bagaimana membandingkan pecahan desimal?
Begini caranya.
Misalkan kita membandingkan bilangan 0,667 ; 0,29 ; 0,243 ; 1,021 



Cara membandingkan:
Pastikan tanda koma desimal lurus (sejajar)
Bandingkan urut dari depan (1 adalah bilangan paling besar dibandingkan dengan 0), berarti 1,021 paling besar.
Bandingkan angka yang menempati letak sepersepuluhan. (6 adalah angka paling besar dibanding dengan 2), berarti 0,662 menenpati urutan kedua terbesar.
Selanjutnya bandingkan pada angka yang terletak pada tempat seperseratusan, (9 lebih besar dibanding dengan 4), berarti 0,29 > 0,042.
Dari hasil membadingkan di atas diperoleh urutan bilangan dari yang terbesar/terkecil sebagai berikut.
1,021 ; 0,667 ; 0,29 ; 0,243  (urutan dari yang terbesar)
dan 
0,243 ; 0,29 ; 0,667 ; 1,021  (urutan dari yang terkecil) 

Nah, itu contoh cara mengurutkan bilangan pecahan desimal dari yang terkecil atau dari yang terbesar.

Selanjutnya kita akan mengurutkan berbagai bentuk pecahan dan cara menyelesaikannya. Mari perhatikan beberapa contoh berikut agar lebih mudah memahami cara menyelesaikannya.


 Coba perhatikan lagi



 Demikian cara mengurutkan berbagai pecahan yang dapat kami sampaikan.
Nah, sekarang cobalah menyelesaikan soal USM di atas. 
Pilihan mana yang benar?

Operasi Hitung Bentuk Akar

Operasi hitung bentuk akar merupakan materi kelas 3 SMP. Operasi hitung bentuk akar yang akan dipelajari kali  ini adalah menyederhanakan bentuk akar, operasi hitung (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian) bentuk akar.


Bilangan bentuk akar adalah bilangan yang memuat tanda akar  dan tidak bisa disederhanakan dalam bentuk bilangan cacah/bilangan asli. 
Contoh : perhatikan dan bedakan bentuk akar dan bilangan bukan bentuk akar.



Deretan bentuk akar bagian bawah bukan bentuk akar sejati karena akar-akar bilangan tersebut dapat disederhanakan menjadi bilangan cacah/asli, yaitu 1, 2, 3, 4, 5, dan 9.

 Menyederhanakan bilangan bentuk akar.
Kadang kala bentuk akar memuat bilangan yang besar dan dapat difaktorkan menjadi perkalian bilangan-bilangan tertentu. Jika terdapat bentuk akar yang demikian, maka bilangan-bilangan itu dapat disederhanakan.
Perhatikan contoh-contoh bentuk akar dan cara menyederhanakannya berikut.




Menjumlah dan Mengurangkan Bentuk Akar
Dalam menjumlah dan mengurangkan bentuk akar sangat mudah seperti pada bilangan bulat. Perlu diperhatikan bahwa operasi penjumlahan/pengurangan pada bentuk akar yang sejenis (Bilangan akarnya sama), maka hasilnya dapat diserhanakan. Sedangkan untuk bentuk akar yang sejenis tidak dapat disederhanakan. 
Lebih jelasnya perhatikan contoh-contoh berikut.


Jadi, secara umum dirumuskan sebagai berikut.





Mengalikan Bentuk Akar
Dalam mengalikan bentuk akar perlu diperhatikan pada bentuk bulat dan bentuk akarnya. Jika terdapat perkalian du bentuk akar, maka hasilnya bentuk akar dari perkalian kedua bilangan itu. Jika terdapat dua bilangan yang memuat bilangan bulatnya,kalikan bilangan bulat dengan bulat dan bentuk akar dengan bentuk akar. Begitu juga pada pembagiannya.
Lebih jelasnya perhatikan contoh-contoh berikut.


Jadi, secara umum dapat dirumuskan seperti berikut.




Membagi Bentuk Akar
Membagi bentuk akar sama mudahnya dengan mengalikan bentuk akar. Lebih jelasnya perhatikan beberapa contoh pembagian bentuk akar berikut.



Secara umum dapat dituliskan seperti berikut.




Merasionalkan Bentuk Akar
Pada dasarnya bentuk pecahan yang sering kita jumpai adalah pembilang dan penyebutnya berupa bilangan bulat. Walaupun demikian dalam bentuk akar juga terdapat pecahan bentuk akar. Namun, pada pecahan bentuk akar ada syarat-syarat yang menjadikan bentuk pecahan bentuk akar tersebut lazim untuk dituliskan. Pada pecahan bentuk akar, penyebutnya diussahakan berbentuk bilangan bulat. Jadi, apabila terdapat pecahan yang penyebutnya masih berbentuk bilangan maka penyebutnya harus diusahakan menjadi bilangan bulat. Caranya dengan mengalikan penyebut tersebut dengan bentuk akar sekawannya.
Apa itu bentuk akar sekawan?
Bagaimana merasionalkan pecahan bentuk akar?

Merasionalkan Penyebut pada Pecahan Bentuk Akar

Dalam kesempatan ini kita akan membahas tentang cara merasionalkan penyebut pecahan bentuk Akar. Bentuk pecahan berpenyebut bentuk akar seperti di bawah ini.




Bentuk bentuk pecahan di atas memiliki penyebut bentuk akar. Sehingga bentuk tersebut belum sederhana (lazim). Oleh karena itu, bentuk pecahan di atas harus disederhanakan. Pecahan bentuk akar sudah dikatakan sederhana (lazim) apabila memenuhi syarat berikut.
1. Setiap bilangan bentuk akar sudah ditulis paling sederhana
2. Penyebut pada pecahan berupa bilangan rasional atau bilangan bulat.
Nah, untuk itu kita akan membahas cara menyederhanakan berbagai bentuk pecahan di atas.

Sebelum merasionalkan penyebut pecahan bentuk akar, perlu diketahui bahwa akar sekawan bentuk akar mempunyai peran di sini. Akar sekawan tersebut berperan dalam merasionalkan bentuk-bentuk akar.
Ingat pola berikut.


Coba dicermati lagi, ternyata perkalian bentuk akar dengan sekawannya menghasilkan bilangan bulat. Nah, makanya perkalian di atas sangat berperan dalam merasionalkan penyebut pecahan bentuk akar.

Mari kita merasionalkan pecahan bentuk akar di atas.

1. Merasionalkan penyebut bentuk akar tunggal




2. Merasionalkan pecahan berpenyebut  operasi bilangan bulat dan bentuk akar


3. Merasionalkan pecahan berpenyebut bentuk operasi dua bilangan bentuk akar


Demikian sedikit penjelasan tentang merasionalkan penyebut dari pecahan berbentuk akar.

Semoga bermanfaat

Menentukan Integral Suatu Fungsi Aljabar danTrigonometri

Integral Fungsi Aljabar

Anda sudah mempelajari tentang turunan fungsi aljabar dan trigonometri. Nah kali ini Anda akan empelajari tentang integral (atiturunan) dari suatu fungsi aljabar dan trigonometri.
Kali ini akan dipelajari integral fungsi aljabar dan trigonometri secara sederhana.
Integral secara pengerjaannya ada dua, yaitu integral taktentu dan integral tentu.

Integral Taktentu
Jika f(x) adalah turunan dari fungsi F(x), maka dapat tuliskan sebagai berikut.






Rumus-rumus integral taktentu
Fungsi Aljabar










Contoh:
Tentukan hasil pengintegralan berikut.








Jawaban:



















 



Fungsi Trigonometri
Dalam integral fungsi trigonometri berikut meliputi fungsi sinus, cosinus, tangen, cosecan (cosec), secan (sec) dan cotangen.
Perhatikan rumus-rumus integral fungsi trigonometri berikut.























  Integral fungsi trigonometri di atas dapat diperluas sebagai berikut.






























Untuk lebih jelasnya perhatikan beberapa contoh integral fungsi trigonometri di bawah ini.

Contoh:
Tentukan hasil pengintegralan berikut.









Jawaban:



Persamaan, Pertidaksamaan Irrasional dan Mutlak

Persamaan dan Pertidaksamaan Irrasional

Materi yang akan kita pelajari saat ini adalah materi kelas X pada kurikulum 2013.
Kesempatan ini akan kita bahas dan pelajari materi persamaan dan pertidaksamaan irrasional terlebi dahulu. Anda pasti tahu bahwa bilangan irasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk a/b, dengan a dan b anggota bilangan bulat. Contoh bilangan irasional salah satunya adalah bentuk akar bilangan tertentu, misalnya akar 2, akar 5, akar 8. Bilangan akar 9 bukan termasuk bilangan irasional, sebab akar 9 dapat dinyatakan dalam bentuk 3/1. Bilangan 5,33333.... bukan termasuk bilangan irasional sebab 5,3333... = 16/3.

Dalam kesempatan ini akan dibahas tentang bentuk akar yang melibatkan variabel.
Perlu Anda ketahui bahwa syarat suatu bilangan mempunyai nilai real adalah bilangan itu ada nilainya dengan nyata. Dengan demikian bilangan di dalam akar harus nonnegatif.
Perhatikan contoh berikut.
Contoh 1
Tentukan nilai x agar bentuk akar di bawah ini terdefinisi.









Jawaban:
Ingat : syarat nilai di dalam akar nonnegatif (>= 0) (>= dibaca lebih dari atau sama dengan)

Soal – soal di atas dapat diselesaikan dengan langkah berikut.

1.    2x – 4 >= 0

     2x >= 4

     x >= 2
     Jadi, nilai x yang memenuhi adalah x >= 2.
2.    3x + 21 >= 0
     3x >= –21
     x >= –7
     Jadi, nilai x yang memenuhi adalah x >= –7.
3.    X2 – 3x – 10 >= 0
     (x – 5)(x + 2) >= 0
     x <= –2 atau x >= 5
     Jadi, nilai x yang memenuhi adalah x <= –2 atau x >= 5.
 Selanjutnya mari membahas tentang persamaan dan pertidaksamaan irasional atau yang mengandung bentuk akar.


Perhatikan sifat-sifat dan rumus-rumus bentuk akar di bawah ini.











Lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut.
Contoh 2.
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan di bawah ini.







Jawaban :

Untuk menyelesaikan persamaan bentuk akar di atas, perhatikan bilangan dan fungsi yang berada di dalam tanda  akar.


Soal – soal di atas dapat diselesaikan dengan langkah berikut.

1.    4x – 5 = 3

4x = 3 + 5

4x = 8

       x = 2

     Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {2}.



2.    3x + 7 = 22

3x + 7 = 4

           3x = 4 – 7

           3x = –3

             x = –1

     Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {–1}.


3.   6x – 5 = 2x + 7

6x – 2x = 7 + 5

       4x = 12

         x = 3

Untuk x = 3, nilai f(3) = 6(3) – 5 = 18 – 5 = 13 (>=0)

Begitu juga nilai g(3) = 13 (>=0)

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {3}.


Selanjutnya perhatikan contoh lain berikut.
Contoh 3.





Jawaban:
Untuk penyelesaiannya sebagai berikut.











Untuk nilai x = -1, tidak memenuhi syarat batasan x.



 Coba perhatikan penyelesaian nomor 2.














Dengan kondisi di atas, maka kuadratkan lagi kedua ruas tersebut.  Perhatikan langkah berikutnya. Ingat,tujuan terakhir adalah menentukan nilai x.

Syarat X+3 >= 0 dan 30 - x >=0.
Atau digabungkan menjadi syarat:
-3 <= x <= 30.











Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {6}.